Selasa, 01 Maret 2011

10 Pemain Gondrong Terbaik Sepanjang Masa http://bit.ly/hNIPmE

10. Juan Pablo Sorin (Argentina)
Nama Juan Pablo Sorin sangat identik dengan rambut gondrongnya. Ia adalah kapten timnas Argentina pada Piala Dunia 2006. Bermain sebagai wing back,Sorin memiliki kecepatan dan sering membantu serangan. Ia juga kuat dalam mengantisipasi bola-bola atas meskipun tingginya hanya 173 cm. Ia mengawali karirnya di Argentinos Juniors pada tahun 1994. Kemudian bersama River Plate, ia meraih 3 gelar juara Arpetura Argentina dan Copa Libertadores pada tahun 1996. Ia juga menjadi andalan Villareal ketika berhasil mengantarkan timnya ke semifinal Liga Champions 2006.
9. Mauro Camoranesi (Italia)
Mauro German Camoranesi merupakan pemain timnas Italia berdarah Argentina yang lahir di Tandil, Buenos Aires 33 tahun silam. Mengawali karir profesionalnya di Liga Meksiko, ia berhasil membawa timnya Santos Laguna menjadi juara liga Meksiko pada tahun 1996. Penampilannya kemudian dilirik oleh Juventus ketika ia bermain di Verona pada tahun 2000. Camoranesi dikenal sebagai wingeryang memiliki umpan-umpan matang dan kerap memanjakan para striker baik di Juventus maupun di timnas Italia. Selama di Juventus, Ia mempersembahkan 3 scudetto 2003, 2005, dan 2006 (dua gelar terakhir dicabut) dan berhasil mengantarkan Juventus ke Final Liga Champions 2003. Kemudian pada tahun 2006, Camoranesi dengan rambut gondrongnya berhasil membawa Italia menjadi Juara Piala Dunia 2006. Meskipun statusnya sebagai juara dunia, Camoranesi tetap setia kepada Juventus kala timnya harus didegradasi ke Seri B karena kasus Calciopoli.

8. David Seaman (Inggris)
David Seaman adalah nama yang tidak asing bagi pecinta sepakbola Inggris. Kiper andalan timnas Inggris ini melakukan debut internasionalnya pada tahun 1988 melawan Arab Saudi. Kemudian pada tahun 1996, ia mulai dipercaya sebagai kiper utama Inggris dan membela Inggris di dua perhelatan Piala Dunia 1998 dan 2002. Ia memegang caps kiper terbanyak kedua di bawah Peter Shilton. Di level klub, ia berhasil membawa Arsenal meraih 3 gelar juara Premiership dan 4 gelar juara FA. Ia pun pernah dinobatkan sebagai kiper dengan status clean-sheet terbanyak (130) selama tahun 1993-2002.

7. Emmanuel Petit (Prancis)
Siapa yang tak kenal Emmanuel Petit pada Piala Dunia 1998? Petit menjadi momen bersejarah pada Final Piala Dunia 1998 yang memastikan Prancis menjadi juara dunia dengan mencetak gol ketiga ke gawang Brasil pada masa injury time. Pemain yang identik dengan rambut gondrongnya ini juga membawa Prancis meraih Juara Eropa pada tahun 2000. Mengawali karirnya sebagai seorang bek tengah, Petit berhasil membawa Monaco meraih Piala Prancis pada tahun 1991. Setelah mengantarkan Monaco merengkuh juara Ligue 1 pada tahun 1997, ia kemudian hijrah ke Arsenal. Di Arsenal, Pelatih Arsene Wenger menggeser posisi Petit menjadi seorang gelandang bertahan bersama pemain Prancis lainnya, Patrick Vieira. Di Arsenal, ia mempersembahkan gelar dobel Premiership dan FA Cup pada tahun 1998.
6. Gabriel Batistuta (Argentina)
Gabriel Omar Batistuta adalah pahlawan AS Roma ketika berhasil merengkuh Scudetto pada tahun 2001. Batistuta yang dikenal dengan tendangan gledeknya telah membawa Argentina meraik Copa America pada tahun 1991 dan 1993. Batistuta pernah membela tim-tim papan atas Liga Argentina seperti River Plate dan Boca Juniors. Kemudian ia mengawali karirnya di Italia dengan bermain di Fiorentina selama 9 musim. Batistuta juga membuat Fiorentina menjadi tim yang patut diperhitungkan di Italia ketika itu. Bahkan pada tahun 1995 ia berhasil meraih capocanonieri atau top skorer Seri A. Lalu pada tahun 1998 ia dinobatkan sebagai pemain terbaik Argentina.
5. Mario Kempes (Argentina)
Terlahir pada 15 Juli 1954, Mario Kempes menjelma sebagai pahlawan Argentina di Piala Dunia 1978. Ia pun menjadi pencetak gol terbanyak dan meraih golden boot pada turnamen akbar empat tahunan tersebut. Meski di level klub tidak segemilang di level internasional, ia tetap mendapat julukan El Matador atau “si pembunuh” karena kegarangannya di depan gawang. Selama membela Rosario Central, ia mencetak 86 gol dari 107 penampilan. Sedangkan selama di Valencia, ia  mencetak 116 gol dari 185 penampilannya. Ia juga dua kali meraih gelar pichichi alias pencetak gol terbanyak La Liga bersama Valencia.

4. Edgar Davids (Belanda)
Pemain yang satu ini identik dengan kacamata dan rambut gimbal gondrongnya. Edgar Davids dikenal sebagai gelandang pekerja keras dan memiliki tendangan yang keras. Ia mengawali karirnya di Ajax Amsterdam dan berhasil meraih 3 gelar juara Eredivise, 1 Piala UEFA 1992, 1 Liga Champions 1995, dan Piala Interkontinental. Di tahun 1996 ia kembali mengantarkan Ajax ke Final Liga Champions, namun Ajax gagal menjadi juara. Pada tahun 1998 Juventus merekrutnya dan membawa Juventus meraih Scudetto pada 1998, 2002, dan 2003. Ia juga kembali mencicipi Final Champions untuk yang ketiga dan keempat kalinya pada tahun 1998 dan 2003. Edgar Davids juga menjadi pemain andalan timnas Belanda pada Piala Dunia 1998 dan 2002.
3.  Roberto Baggio (Italia)
Pemain gondrong yang satu ini pasti tidak akan dilupakan publik Italia ketika tendangannya melenceng di final Piala Dunia 1994 melawan Brasil. Namun, di Piala Dunia 1994 Roberto Baggio tampil cukup luar biasa dan ia menjadi pemain terbaik ketiga Piala Dunia 1994. Dia juga menjadi satu-satunya pemain Italia yang berhasil mencetak gol pada tiga ajang Piala Dunia (1990, 1994, dan 1998). Roberto Baggio juga berhasil mendapatkan gelar pemain terbaik Eropa dan pemain terbaik dunia pada tahun 1993. Di level klub, ia telah memberikan kontribusi yang cukup besar dengan mempersembahkan Scudetto kepada Juventus dan AC Milan pada tahun 1995 dan 1996.
2. Ruud Gullit (Belanda)
Di peringkat kedua, pilihan jatuh kepada pemain berambut gimbal asal Belanda, Ruud Gullit. Pemain serba bisa ini telah berhasil mengantarkan AC Milan merengkuh dua gelar Liga Champions dan Piala Interkontinental berturut-turut pada tahun 1989 dan 1990. Mendapatkan prestasi tersebut merupakan perjuangan yang sangat berat bagi Gullit ketika itu. Bersama trio Belanda lainnya ia mempersembahkan Scudetto kepada AC Milan pada tahun 1988, 1992, dan 1993. Ia juga berhasil meraih juara Eredivise Belanda bersama Feyenoord (1984) dan PSV (1986 dan 1987). Ruud Gullit dikenal sebagai pemain yang bisa bermain di segala posisi, mulai dari bek, gelandang, hingga penyerang bahkan sekaligus jadi pelatih. Pada tahun 1995 ia pindah ke Chelsea dan menjadi pemain sekaligus pelatih. Ia mempersembahkan gelar juara FA Cup pada tahun 1997.
1. Ronaldinho (Brasil)
Pilihan pertama jatuh pada Ronaldo de Assis Moreira yang kerap disapa Ronaldinho. Terlahir di Porto Alegre pada 21 Maret 1980, ia dua kali dinobatkan menjadi pemain terbaik dunia pada tahun 2004 dan 2005. Ia juga menyabet gelar pemain terbaik Eropa pada tahun 2005. Ronaldinho mengawali karirnya di Gremio pada tahun 1998. Kemudian pada tahun 2001, ia hijrah ke Paris St. Germain dan mulai menemukan permainan terbaiknya. Goyang samba dan kepiawaiannya melewati lawan menjadi ciri khasnya dan membuat Barcelona merekrutnya dua tahun kemudian. Di Barcelona, ia mencapai puncak kesuksesannya dengan mempersembahkan 2 gelar juara La Liga dan Liga Champions pada 2006. Di timnas Brasil, Ronaldinho menjadi andalan pada Piala Dunia 2002 dan mengantarkan Brasil menjadi juara. Ia juga mempersembahkan Copa America tahun 1999 kepada Brasil. Meskipun saat ini performanya sedang menurun, ia masih berjuang bersama AC Milan untuk meraih Scudetto dan mengembalikan performanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More